Berawal dari tahun 1978, pelayanan kardiologi di Bali dimulai dengan berdirinya Unit Perawatan Intensif Jantung (UPIJ) di RSUP Sanglah. Perkembangannya terus berlanjut dengan bergabungnya para dokter spesialis jantung, seperti dr. Wayan Wita, dr. Anwar Santoso, dan dr. I G N Putra Gunadi. Pada tahun 2000, prosedur kateterisasi jantung mulai dilakukan berkat dukungan alat Cath-Lab dari pemerintah pusat, serta kehadiran dr. Nyoman Semadi sebagai ahli bedah jantung pertama di Bali. Tahun-tahun berikutnya, sejumlah dokter spesialis bergabung memperkuat tim, fasilitas rumah sakit pun terus diperbarui, termasuk bantuan dari AUS AID dan RS Jantung Harapan Kita.
Pada 2005, Instalasi Pelayanan Jantung Terpadu (PJT) resmi berdiri dengan dukungan tenaga medis profesional dan peralatan canggih. Gedung baru PJT diresmikan tahun 2013, yang kemudian menjadi pusat pelayanan kardiologi terintegrasi dengan fasilitas seperti ICCU, NICU, dan ruang emergency jantung. RSUP Sanglah juga menjalin kerjasama operasional untuk pengadaan alat kesehatan canggih dan terus mengembangkan layanan edukasi seperti Klinik Stop Merokok. Sejumlah inovasi dan penambahan alat mutakhir terus dilakukan hingga 2021, memperkuat posisi RSUP Sanglah sebagai pusat layanan jantung unggulan di Bali.
Puncaknya, tahun 2022, Universitas Udayana secara resmi ditunjuk oleh Kemendikbud Ristek sebagai penyelenggara Program Studi Spesialis 1 Bedah Toraks Kardiovaskular (BTKV). Program ini lahir atas dukungan penuh dari KKI dan Kolegium, dengan angkatan pertama terdiri dari tiga orang peserta didik, disusul oleh angkatan kedua. Kehadiran Prodi BTKV Udayana menjadi tonggak baru dalam mencetak dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular di Indonesia, khususnya di Bali.
